Berkenalan Dengan Emosi

Mengenali dan mengontrol emosi dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan komunikasi yang tepat.

Berkenalan Dengan Emosi

sumber gambar : Pinterest

Setiap manusia terlahir dengan emosi yang tercipta begitu sempurna dari Tuhan. Namun terkadang, emosi atau komunikasi non verbal ini begitu sedikit yang memahami. Bahkan tidak memperoleh peranan penting dalam sebagian besar kehidupan manusia. Seharusnya hal ini bisa dikenalkan terlebih dahulu pada fase anak-anak, dimana ini adalah bentuk komunikasi awal yang Tuhan ciptakan kepada manusia. Komunikasi melalui emosi.

Sebagai contoh, ketika bayi lahir pertama kali, komunikasinya adalah dengan menangis, orang tua yang tersenyum bahagia menjadi sebuah komunikasi yang juga tercipta secara spontan, hingga seringkali membuat anak terdiam karena sebuah rasa nyaman yang hadir dari orangtua yang memeluknya.

Bukankah hal ini membuktikan, bahwa sebuah permasalahan dari bayi yang menangis bisa terselesaikan dengan komunikasi non verbal melalui kenyamanan yang timbul dari emosi yang positif. Hal ini lah yang menjadi perhatian lebih untuk kita agar lebih menyadari peranan penting mengenalkan emosi pada anak sejak dini, sebagai bentuk komunikasi non verbal yang melibatkan hati nurani. Saat kita sudah mengenal emosi dalam diri, tentu hal selanjutnya akan memudahkan kita untuk membantu dalam hubungan berkomunikasi secara lisan atau verbal.

Lebih tepatnya, komunikasi non verbal menjadi hal utama yang seharusnya di kuasai dalam penyampaian bentuk komunikasi. Mengenali diri sendiri adalah salah satu cara yang seharusnya dilakukan dan dipahami terlebih dahulu sebelum berhubungan antar sesama manusia dewasa.

Ketika kita sudah menguasai emosi, lalu mengenali diri kita sendiri, hal ini akan mempengaruhi bagaimana cara kepribadian kita bertindak dalam menghadapi masalah. Selain itu, hal ini akan mempermudah cara kita dalam melakukan penyampaian komunikasi untuk menjadi makhluk sosial dengan kualitas terbaik dikemudian hari yang memiliki kepekaan hati nurani.

Mengenal berbagai bentuk emosi dalam teori Psychoevolutionary oleh Robert Plutchik yang terbagi ke dalam emosi dasar, yaitu :

  1. Kegembiraan
  2. Kepasrahan
  3. Ketakutan
  4. Keterkejutan
  5. Kesedihan
  6. Kemuakan
  7. Kemarahan
  8. Antisipasi

Dari beberapa poin di atas mengenai emosi dasar, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan atau pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Emosi ialah reaksi terhadap rangsangan yang berasal dari luar dan dalam individu.

Hidup akan terus berjalan, beriringan dengan sebuah perubahan, fase anak-anak, remaja dan dewasa begitupun dengan emosi yang berubah sesuai fase pertumbuhan manusia. Bagaimana cara kita bisa menyesuaikan diri dalam setiap perubahan emosi yang terjadi akan menentukan kualitas kita sebagai insan yang cerdas dan kritis dalam menghadapi segala situasi.

 Fase hidup ketika manusia berubah menjadi manusia dewasa, menjadi makhluk sosial mengingatkan kita akan menghadapi sebuah tantangan baru dengan mengenal sebuah masalah.

Masalah merupakan salah satu hal yang pasti pernah dialami oleh setiap manusia di muka bumi. Ketika realitas yang terjadi di dalam kehidupan kita bertabrakan dengan idealitas yang kita miliki, seringkali saat itulah masalah terjadi. Masalah akan dianggap sebagai suatu hal yang rumit dan melelahkan. Sehingga seringkali pula, manusia berharap dalam doanya agar hidup yang mereka jalani selamat dari berbagai cobaan yang berat. Kendatipun demikian, setiap manusia hidup pasti akan menghadapi masalah.

Apa yang pertama kali terpikirkan ketika kita sedang dilanda masalah?

“Mengapa ini terasa berat?”

“Kenapa harus aku yang mengalaminya?”

“Apa kesalahan yang telah kuperbuat, sehingga masalah ini menimpaku?”

“Ini semua terlalu berat untukku, aku tak sanggup.”

Seringkali, kita menerjemahkan masalah yang menghampiri kehidupan kita sebagai suatu hal yang negatif, tidak menyenangkan, dan menghambat kita dari kebahagiaan. Padahal, tidak semua permasalahan yang kita alami selalu membawa kita pada kesulitan. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al Baqarah ayat 216 berikut:

“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216).

Manusia telah dikaruniai akal oleh Allah Subhanahu wa ta’alla, untuk berfikir. Ayat tersebut secara tidak langsung mengajarkan kita untuk tetap menggunakan akal kita untuk ber-khusnudzan (berbaik sangka) terhadap segala ketetapan yang telah ditakdirkan oleh-Nya. Kita diajarkan untuk mampu berfikir lebih jauh dan lebih dalam, mengajak kita untuk dapat bertahan menghadapi situasi pikiran yang kacau, sehingga kita mampu menghadapi permasalahan yang sedang menghadang.

Sejatinya sebuah masalah bisa diselesaikan dengan suatu komunikasi yang baik, dimana komunikasi adalah bagian dalam kehidupan manusia. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Maka dapat terlihat jelas fungsi emosi dalam komunikasi interpersonal, ketika komunikasi verbal (lisan) dan komunikasi non verbal (emosi) dapat terkontrol dengan baik maka kita dapat mengatur suatu konflik dengan baik, sehingga menghasilkan beberapa jenis emosi yaitu:

  1. Emosi menjadi sebuah Energizer hal ini dapat terlihat ketika seseorang merasakan emosi, pada keadaan ini, emosi dapat membangkitkan dan memobilisasi energi kita. Sehingga ketika diri sendiri mengalami sebuah rasa takut maka kita akan berteriak ataupun lari sekencang-kencangnya dimana kita bisa menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapi diri sendiri dengan rasa takut hingga menemukan sebuah solusi untuk berteriak menjadi komunikasi non verbal.
  2. Emosi sebagai Messenger, sebagaimana komunikasi yang mengandung pesan untuk disampaikan kepada pihak lain. Emosi juga memiliki fungsi seperti hal tersebut. Sehingga pada saat kita merasakan sebuah emosi maka secara tidak langsung kita akan menyadarinya apa yang sedang terjadi atau apa yang kita dapat dari lingkungan sekitar kita. Misalnya ketika kita sedang merasa bahagia maka itu berarti kita sedang memperoleh sesuatu yang kita senangi atau terhindar dari suatu yang tidak kita senangi.
  3. Pembawa pesan, setiap komunikasi mengandung pesan yang ingin disampaikan pada pihak lainnya. Hal yang sederhana yang biasa kita lakukan misalnya yaitu ketika kita sedang bercerita dengan sahabat mungkin saja cerita yang sedih bahkan sampai kita menangis bisa mempengaruhi sahabat kita sebagai penerima pesan yang mendengarkan turut menangis. Menjadikan komunikasi yang disampaikan dapat berjalan dengan pesan yang ditangkap dengan baik.
  4. Memotivasi diri sendiri, memotivasi diri merupakan hasil dari ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan serta mengendalikan dorongan hati. Selain itu, jika kita memiliki emosi yang dapat kita kelola, maka kita akan jauh lebih produktif serta efektif dalam melakukan hal apapun.
  5. Membina hubungan sosial, hubungan dengan orang lain merupakan suatu seni keterampilan sosial yang dapat mendukung kita dalam bergaul dengan orang lain. Kemampuan ini akan menunjang kita untuk menjadi pemimpin yang akan meraih keberhasilan yang diinginkan. Bahkan dikatakan, orang yang hebat dalam menjalin sebuah hubungan dengan orang lain akan sukses dibidang apapun. Menjalin hubungan dengan orang lain juga melibatkan emosi di dalamnya.
  6. Mempengaruhi ingatan dan evaluasi, emosi mempengaruhi ingatan atau memori seseorang. Karena seseorang akan mengingat sesuatu hal yang pernah dialaminya pada saat emosi tersebut muncul.

Dengan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa: berkenalan dengan emosi lalu menguasainya, akan memberikan kita kontrol diri dalam menyelesaikan konflik. Ketika emosi menjadi sebuah jembatan komunikasi yang dibangun dengan baik, dapat menghasilkan manfaat yang jauh lebih besar, terlebih saat kita mengenali diri sendiri, dan memahami serta menguasai setiap emosi yang hadir. Maka dari itu, kenalilah dirimu sendiri, hargai setiap permasalahan yang hadir dengan tenang dan fokus lalu kenalilah kemampuan diri agar hidupmu lebih percaya diri dengan berkomunikasi.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.