PARANORMAL BUTA

PARANORMAL BUTA
Pak Oscar yang jongkok berdasi

Umumnya biro iklan lebih suka menyewa rumah daripada menyewa ruangan kantor di gedung. Perusahaan periklanan sering harus bekerja sampai malam bahkan sampai pagi. Akibatnya management gedung akan men-charge biaya lembur untuk pemakaian AC dan listrik. Demikian juga yang terjadi dengan perusahaan kami. Dari gedung mewah di Kuningan, kami pindah dan menyewa rumah di bilangan Perdatam.

Sayangnya, masalah yang tak terpikirkan sekonyong-konyong muncul. Rumah yang kami tempati ternyata spooky alias berhantu. Pada suatu malam, seorang karyawan melihat sosok perempuan muda berpakaian putih di lantai 2.

Si Karyawan kaget bukan main lalu bertanya, “Heh! Siapa kamu?”

Perempuan terus menengok dan tersenyum ke arah Sang Karyawan lalu berjalan dan menghilang menembus tembok. Si Karyawan langsung ngibrit ke lantai bawah dengan ketakutan yang teramat sangat. Hiiiii...serem!!!

Kalau yang diganggu hanya satu orang, sih, saya bisa saja gak percaya tapi ternyata yang diganggu oleh perempuan tersebut ada beberapa orang sehingga lama-kelamaan cukup mengganggu. Banyak dari karyawan menolak untuk lembur karena takut didatangi oleh Si Perempuan misterius itu.  

Sebuah rapat darurat dengan agenda tunggal pun diadakan. Bagaimana menangani soal hantu ini. Salah seorang Office Boy, bernama Mamat, berkata pada kami, “Rumah ini baru dibangun. Jadi kita perlu bikin selametan sekaligus memanggil paranormal untuk mengusir makhluk halus yang menghuni di sini.”

“Setuju----setuju...setuju!!!” teriak para karyawan kompak banget.

“Di mana kita bisa mencari paranormal yang sesakti itu?” tanya saya.

“Kebetulan tetangga saya paranormal. Meskipun dia buta tapi sakti banget,” sahut si Office Boy.

“Paranormalnya buta?” tanya saya minta ketegasan.

“Iya dia buta tapi dia udah biasa ngebersihin rumah-rumah berhantu.”

Kemunculan Si Hantu biasanya dimulai jam 12 malam. Karena itu Sang Paranormal mengatakan bahwa ritual pengusiran hantu tersebut juga dilakukan tepat tengah malam. Masalahnya adalah siapa yang mau menemani Si Paranormal tersebut? Gak mungkin, dong, dia dibiarin sendirian cuma sama Office Boy ngegeratak kantor.

“Gue bersedia nungguin paranormal itu asal ada temennya, “Oscar dari production department menawarkan diri.

“Okay, siapa yang bisa nemenin Pak Oscar?” tanya saya pada hadirin.

Gak ada satu pun yang bersedia. Alasannya macem-macem. Ada yang anaknya lagi sakitlah, ada yang bilang takutlah bahkan yang biasanya tidak takut pun hari itu mengaku takut. Termasuk saya. Hehehehe.... Pokoknya semua alasan dikeluarkan untuk tidak ikut sehingga Pak Oscar kesel bukan kepalang.

“Ya. Udah gue sendiri juga gapapa,” katanya dengan suara dingin. Wajahnya memerah murka karena merasa terjebak oleh penawarannya sendiri.

Ritual itu dilakukan selama dua malam. Hari pertama Pak Oscar dan Office Boy menemani Sang Paranormal. Kami tidak tau apa yang terjadi. Keesokan harinya, kami ramai-ramai menemui Pak Oscar dan menanyakan ritual semalam. Awalnya kami mengira Pak Oscar masih ngambek kepada kami gara-gara tidak ada yang menemani. Tapi ternyata perkiraan kami salah.

“Lo semua rugi gak dateng. Paranormal itu beneran sakti banget!” kata Pak Oscar dengan suara riang dan wajah penuh kekaguman.

“Sakti bagaimana, Pak Os?” tanya seseorang.

“Lo tau gak? Paranormalnya, kan, buta. Tapi dia dateng ke sini naik motor.”

“Hah? Yang bener?” tanya seseorang takjub.

“Anjrit! Sakti banget. Ntar malem gue mau nemenin elo Pak Oscar.” Kata seorang karyawan yang paling penakut.

“Gue juga....gue juga....gue juga...!!!” Mendadak semua orang menawarkan diri untuk menemani Pak Oscar, termasuk saya. Penasaran juga saya sama paranormal itu. Kalo beneran dia bisa naik motor sendiri, saya akan biayai dia untuk mengikuti American Got Talent,

Hari itu sebetulnya tidak banyak pekerjaan tapi semua orang bertahan di kantor. Sesuai janji, kami semua akan menemani Pak Oscar.

“Jam setengah 12, kita semua kumpul di teras, yuk? Biar pas paranormalnya dateng, kita bisa nyaksiin langsung dia naik motor!” usul seorang karyawan.

“Setujuuuu..!!!” Kembali suara crowd kompak banget kayak sopir ojol.

Pukul 11.30 malam, semua karyawan sudah berada di teras. Belum sampe 15 menit, sebuah motor dateng dan langsung memasuki teras. Ternyata dia office Boy kami, Si Mamat.

“Mat, mana paranormalnya?” tanya seseorang.

“Itu di belakang saya,” sahut Si Mamat seraya turun dari motornya.

“Brrrreeeeem...!” Suara motor terdengar lalu memasuki teras kami.

Di atas motor tersebut ada dua orang sehingga kami mulai kebingungan.

“Yang mana paranormalnya, Mat?” tanya saya.

“Ini paranormalnya,” kata Si Mamat sambil menunjuk ke arah yang digoncengin, “Kalo yang bawa motor ini anaknya.”

Secara bersamaan kami menengok ke arah Pak Oscar dengan wajah geram. Sementara Pak Oscar tersenyum penuh kemenangan lalu berkata, “Bener, kan, paranormalnya naik motor?”

“Jenasah juga bisa naik motor kalo digoncengin!” pekik salah seorang murka tak terkira.

“HAHAHAHAHAHAHA....!!!” akhirnya semua ngakak menyadari bahwa kami dijebak oleh Pak Oscar. Rupanya dia bener-bener kesel karena harus sendirian mengurus Sang Paranormal. Itu sebabnya dia menggunakan strategi ini sehingga tanpa diminta kami menawarkan diri untuk menemaninya.

Ucapan Pak Oscar tentang kesaktian Sang Paranormal itu ternyata tidak sepenuhnya ngawur. Setelah menjalani ritual pengusiran makhluk halus itu, kantor kami bebas dari gangguan. Si perempuan berpakaian putih itu tidak pernah lagi menampakkan diri. Alhamdulillah...

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.