Perbedaan Manusia dan Binatang

Perbedaan Manusia dan Binatang
https://unsplash.com/photos/Kr29K3_c28A

Saya sering terjebak dalam pertanyaan seorang teman yang berbunyi “apa perbedaan manusia dan binatang?”. Sekilas, memang pertanyaan itu mudah untuk dijawab, namun pada saat saya menerima pertanyaan itu ternyata lumayan rumit juga.

Jawaban saya atas pertanyaan itu adalah “jelas, manusia bisa berpikir, sedangkan binatang tidak bisa berpikir”, namun teman saya menyanggah dengan kalimat “kalo binatang ga bisa mikir, kenapa berang-berang bisa bikin bendungan?” dan bla bla bla dia menjawab dengan retorika yang membuat saya “oh, iya juga, ya!”. Semenjak itu saya anggap pertanyaan tersebut masuk ke dalam kategori sulit –setidaknya bagi saya sendiri (yang bodoh ini).

Entah kenapa saya sangat berantusias untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Saya coba mencari jawaban itu di internet, namun tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan. Berkali-kali saya mengunjungi situs web yang berbeda, tetap saja tidak mendapatkan jawaban yang komprehensif. Seiring berjalannya pencarian atas jawaban tersebut, perlahan saya mulai lupa dan mulai luntur rasa antusiasnya. Sampai akhirnya saya sudah tidak peduli atas jawaban dari pertanyaan tersebut.

Namun, ketika saya tak acuh terhadap pertanyaan itu, justru saya mendapatkan jawaban itu secara perlahan. Jawaban atas pertanyaan itu saya dapatkan di dalam beberapa buku yang saya baca. Di antaranya yaitu buku Pengantar Filsafat Islam karya Dr. Zaprulkhan, Fihi Ma Fihi karya penyair favorit saya yaitu Jalaluddin Rumi, dan beberapa buku serta sumber lainnya yang saya lupa judul dan pengarangnya.

Dalam buku karya Dr. Zaprulkhan yang saya sebutkan di atas, di situ Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allah SWT. menganugerahkan empat daya kepada manusia. Yang pertama yaitu daya tubuh. Daya tubuh mengantar manusia memiliki kekuatan fisik, organ tubuh, panca indra, dan hal-hal yang berkaitan dengan jasmani. Kedua yaitu daya hidup, merupakan kemampuan manusia untuk mengembangkan dan beradaptasi dengan kehidupan sosial di sekitarnya. Hal ini yang mengantar manusia untuk saling berinteraksi dengan manusia lainnya secara individu maupun berkelompok. Yang ketiga yaitu daya akal, hal ini yang memungkinkan manusia memiliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan daya ini terciptalah inovasi-inovasi pengetahuan dan teknologi baru yang dapat membantu kehidupan manusia. Dan yang terakhir yaitu daya qalbu. Daya qalbu mengantar dan memungkinkan manusia menjadi mahluk yang bermoral, merasakan keindahan estetika, kelezatan iman, dan merasakan kehadiran Allah SWT.

Dari redaksi di atas, saya berkonklusi bahwa perbedaan antara manusia dan binatang yaitu manusia memiliki empat daya tersebut, sedangkan binatang hanya memiliki dua daya, yakni daya tubuh dan daya hidup. Saya mengamini bahwa binatang memiliki bentuk fisik, organ tubuh, dan panca indra, serta binatang juga dapat mengembangkan dan beradaptasi dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Buktinya adalah semua binatang pasti memiliki wujud fisik dan binatang bisa bersosialisasi dengan binatang jenis lainnya.

Kemudian ada dua daya yang tidak dimiliki binatang sedangkan manusia memilikinya, yaitu daya akal dan daya qalbu. Alasan saya menyebut kenapa binatang tidak memiliki daya akal karena binatang tidak memiliki dan tidak mampu mengembangkan akal. “ga punya akal kok berang-berang bisa bikin bendungan buat tempat tinggalnya?”. Menurut saya itu bukan akal, melainkan naluri. Naluri alamiahlah yang membuat berang-berang mampu membangun bendungannya. Jika berang-berang memiliki akal, mengapa bendungannya selalu tetap begitu? Mengapa tidak dikembangkan menjadi bendungan yang permanen?

Seperti manusia yang awal mulanya tidak memiliki tempat tinggal dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (nomaden), lalu tinggal di dalam gua, kemudian membuat tempat tinggal permanen hingga berevolusi layaknya rumah seperti sekarang ini. Hal itu terjadi karena manusia mampu mengembangkan akalnya.

Kemudian, alasan saya menyebut kenapa binatang tidak memiliki daya qalbu adalah berada pada poin moral. Manusia memiliki daya qalbu karena manusia bermoral –walaupun tingkat moralitas setiap orang berbeda, sedangkan binatang tidak memiliki moral sama sekali. Jika binatang memiliki moral, mereka tidak akan kawin di tempat terbuka, tidak akan buang air di sembarang tempat, dan tidak akan mengambil makanan yang bukan haknya.

Dengan daya qalbu manusia dapat merasakan keindahan, kelezatan iman, dan kehadiran Allah SWT. Oleh karena  itu manusia bertuhan dan menyembah kepada Tuhan dengan cara beribadah dan kegiatan spiritual lainnya. Sedangkan, binatang tidak memiliki Tuhan. Sejauh ini, secara zahir saya belum pernah melihat ada binatang menyembah Tuhan. Walaupun, mungkin secara batiniah semua mahluk yang diciptakan Allah SWT. akan menyembah kepada-Nya, tetapi secara zahir tidak ada binatang yang menyembah Tuhan seperti yang dilakukan manusia. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.