Life Begin at Warteg (Forty)

Kadang pertemuan tak terduga mendatangkan jawaban tak terduga

Life Begin at Warteg (Forty)
Ilustrasi Warteg hasil foto penulis

"Umur kamu berapa?"

Tanya seseorang yang baru saja saya kenal sekitar sepuluh menit, cukup kaget terlebih kalimat berikutnya yang ia ucapkan setelah saya memberitahukan umur saya.

Kejadiannya hari ini, saat makan siang di warteg langganan saya. Warteg ini cukup bersih dan makanannya pun rata rata enak, tak heran berbagai lapisan masyarakat sering makan disini. Sengaja saya datang setelah lewat jam makan siang agar tidak terlalu ramai. Setelah memesan menu kesukaan saya yaitu ikan tongkol, sayur lodeh dan kerang, saya pun mulai menyantap. Di depan saya, duduk seorang kakek yang berusia cukup tua, mungkin sekitar 70 tahunan.

Ilustrasi foto diambil dari istockphoto.com

Sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba dia membuka pembicaraan dan tanpa menunggu waktu lama, tau-tau kami sudah tenggelam dalam berbagai topik pembicaraan. Setelah berbicara cukup lama, dia pun menanyakan umur saya.

"40 Om," jawab saya.

"40 yah? 40 itu umur penentuan," kata si Om.

"Maksudnya Om?" tanya saya.

"Iya, itu umur dimana kamu nentuin mau jadi apa selanjutnya. Sebelum 40 adalah umur kamu belajar dan saat 40, kamu udah harus nentuin arah tujuan hidupmu ke arah yang lebih besar, ibarat kata kayak burung Rajawali," jawabnya.

"Rajawali?" tanya saya lagi, kali ini dengan nada lebih penasaran.

"Ya, 40 sudah seharusnya kamu seperti Rajawali yang siap terbang, mulai mengembangkan sayap dan terbang tinggi. Ingat, mengembangkan sayap!" jelasnya.

Butuh sedikit waktu untuk mencerna perkataan Om tersebut seiring memelannya kunyahan mulut saya yang sedang mencerna makanan. Bukannya kenapa-napa, tapi tarikan kalimat demi kalimat ini perlahan jadi terasa personal buat saya. Saya pun terdiam dan merenungkan kata "mengembangkan sayap" tersebut.

"Percaya deh, kalau kamu udah berani mengembangkan sayap dan terbang, nanti pandanganmu pasti berbeda karena kamu melihat dari tempat yang lebih tinggi. Mungkin saat ini kamu masih takut, tapi saat sudah berada di atas sana, semuanya keliatan kecil." lanjutnya.

Di kalimat ini saya tercekat dan sebelum membahas lebih jauh, ijinkan saya menjelaskan apa yang saya alami sebelum bertemu Om ini.

Jujur, saya berada di fase awal mid crisis life dan ditambah pula sebagai bagian dari sandwich generation1dimana segala impian saya akhirnya harus saya kuburkan demi mencukupi kebutuhan keluarga besar. Dulu saya punya cita-cita kuat menjadi sutradara film dan telah mengerjakan 11 film layar lebar, tapi akhirnya harus berpindah ke iklan yang lebih menjanjikan secara keuangan. 

Dan setelah 5 tahun menyutradarai iklan, ada rasa rindu yang menggebu untuk kembali bercerita lewat film. Rindu yang membuat saya berada di titik kebimbangan, karena meninggalkan iklan berarti keluar dari zona nyaman yang terbentuk saat ini, belum lagi bayang bayang kebutuhan keluarga besar yang harus saya penuhi. Tapi berada disini, tak bisa memungkiri bahwa passion saya yang sesungguhnya yah di film atau storytelling. Tawaran sebenarnya mulai ada, tetapi saya masih terlalu bimbang untuk mengambilnya.

Dan selama ini saya mencoba memfasilitasi kerinduan ini dengan membaca buku tentang film, mengerjakan iklan berjenis storytelling, mengikuti kelas akting, menulis di sosial media termasuk mengambil kelas penulisan. Intinya, apapun yang membuat saya bisa lari sejenak dari dunia iklan! Dan sebelum bertemu Om ini, saya sempat merasa putus asa, saya pikir memang sudah takdir saya untuk tetap disini dan melupakan impian itu.

So, out of nowhere, di sebuah siang hari yang tak terduga, saya dipertemukan dengan Om ini. Seseorang yang sama sekali tidak saya kenal dan saya belum pernah bertemu dengannya selama makan disini. Bahkan awalnya saya sempat mau makan siang di kafe tempat saya biasanya membaca buku. Entah kenapa, mendadak saya batalkan dan memilih ke warteg ini, coincidentally?

Seolah Tuhan telah mengatur segalanya dan segala yang dikatakan Om tersebut seperti mengingatkan saya kembali akan impian tersebut. Bahkan setelah kami berpisah, saya masih keheranan karena pikiran itu membebani saya selama berbulan bulan dan tiba-tiba Tuhan memberikan jawaban lewat seseorang yang tidak saya kenal, sama sekali!

"40 tahun itu umur penentuan! Kamu harus mengembangkan sayap dan naik lebih tinggi!"

Kalimat ini terngiang kembali dan saya teringat pada sebuah kutipan yang dalam kasus saya akan terdengar menjadi:

"Life begin at 40 and yes, at a place that's called 'Warteg'." heart

 

Sebutan yang diberikan kepada individu yang harus mencukupi kebutuhan ekonomi banyak pihak dalam waktu bersamaan. Mencakup dari diri sendiri, keluarga intinya dan orang tua. KikiSafitri. (2020), https://money.kompas.com/read/2020/07/20/112105626/mengenal-sandwich-generation-yang-banyak-dijumpai-di-negara-berkembang?page=all

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.