Bukan Orang Gila

Menjenguk orang sakit

Bukan Orang Gila

Pagi itu sepulang dari kerja aku dikejutkan oleh teriakan Paklik Puspito dari kejauhan saat mau masuk ke dalam kamar mess untuk ganti baju, dengan tergopoh gopoh dia menghampiriku. Heran dibuatnya hingga kuurungkan sejenak niatku masuk kamar. Braakk! Sekonyong konyong dia menerobos mendahuluii masuk kamar. "Gila lu paklik!" Pekikku keheranan. "Ada apa sih buru buru banget kelihatannya?".

"Ga ada apa apa, iseng aja hahaha ... eh ayuk kita klinik?!" ajaknya 

"Memangnya siapa yang sakit perasaan teman teman disini pada sehat semua?" tanyaku heran.

"Guntur", sahutnya singkat.

"Sakit apa dia?"cecarku tak puas pada jawabannya yang singkat itu.

"Ooohh, itu ... Bilangnya sih vertigo dia kemarin", Sahutnya lagi.

Sejenak aku manggut-manggut seolah-olah ngerti apa itu penyakit vertigo.

Yak, pagi ini seorang kawan mengajakku pergi ke klinik untuk menjenguk Guntur, seorang kawan dari departemen IT yang katanya kena vertigo kemarin sore. Istilah medisnya 'ndas mumet gliyeng-gliyeng tanpa pusying tapi diiringi muntah-muntah'.

"Baiklah, tapi ku tak mandi dulu yaa. Gerah ni body".

"Udah, ga usah mandi. Toh sama aja jeleknya", ejeknya.

"Asem".

Singkat cerita kami sudah sampai di klinik perusahaan, karena dalam perjalanan kami berdua hanya diam tanpa ada obrolan lagi. Oh iya, Paklik Puspito ini orangnya pendiam banget ibarat garengpung dia ga bakalan bersuara kalau ga dipancing obrolan dulu hahaha. Tahu garengpung? Garengpung itu sejenis hewan bersayap yang mirip lalat sebesar 2 x ibujari kaki dan bisa bersuara melengking dari gesekan sayapnya, biasanya sore hari. Umumnya berwarna hitam tapi jika engkau mencarinya di perkotaan sangat mustahil bisa menemukannya.

Tok tok tok

"Permisi ... ".

Ga da sahutan

"Spadaa....".

Tetep ga ada sahutan

"Udah deh, masuk aja yuk!" ajakku pada Puspito.

"Kuy", sahutnya.

"Maaf, boleh jenguk teman yang sakit kah mas?", tanya Paklik Pito, yang kebetulan papasan sama petugas klinik yang baru keluar dari ruangan kantornya pas kita masuk klinik.

"Oh silahkan, langsung saja mas", balas petugas tadi dengan ramah.

Beberapa bulan yang lalu perusahaan kami menerapkan aturan ketat soal pemakaian masker di mess, kantor maupun klinik untuk mencegah penularan covid 19, namun seiring dengan waktu aturan tersebut dilonggarkan mengikuti anjuran pemerintah juga.

Dengan langkah woles kami berdua masuk kedalam ruangan rawat inap tempat teman kami dirawat dengan jarum infus dilengan kirinya.
Terlihat dia sedang duduk dipinggir ranjangnya sambil makan pisang menu sarapan pagi, raut wajahnya yang cerah menandakan dia sudah kembali sehat meskipun hanya dirawat semalam saja. Dan benar saja, dokter sudah memberikan lampu hijau untuk keluar dari klinik perusahaan ini.

"Eh Gun, aku penasaran. Sebenarnya kamu sakit apa seh?" Tanyaku saat sudah didekatnya. Kujabat erat tangannya tanda empatiku padanya

"Vertigo", jawabnya singkat.

"Kaya apa seh rasanya?".

"Kaya dunia mau berputar, tapi ndak ada gejala pusingnya".

"Kejadiannya kemarin waktu habis pulang dari masjid itu, kok tiba tiba mutar-mutar gitu. Kubuat tidur malah ndak bisa tidur, aku minumin obat malah muntah-muntah ..",

"Alhamdulillah ... selamat yaa, udah berapa lama kandungannya pak?" potongku.

"... Aduh ... langsung keguguran ini tadi malahan", sahutnya membalas candaku.

"Hahahahah". Kita bertiga yg ada diruangan itu ketawa serempak.

Selang beberapa saat dia beranjak dari ranjangnya pergi ke kamar mandi dan melepas jarum infusnya dibantu perawat jaga.

Kami berdua, aku dan Paklik Puspito nunggu diwaiting room. Iseng-iseng minta perawat jaga buat check tensi darahku.

"Berapa mas?" tanyaku.

"110/70 mas, normal aja ini", balasnya.

"Ya iyalah mas, aku orangnya normal bukan orang gila kok", kataku.

"Weka weka weka," langsung pecah berderai-derai tawa perawat tadi.

Bentuan, 12:58
04/6/22

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.