Ketika Perempuan Tidak Bisa Dibungkam

Pada tanggal 25 November, saat Indonesia memperingati Hari Guru Nasional, dunia memperingati hari yang juga berkaitan dengan masa depan generasi penerus, khususnya anak perempuan. Hari tersebut adalah Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Sangat menyedihkan bahwa dengan gejolak-gejolak politik yang sedang terjadi di berbagai negara, peringatan hari internasional tersebut tahun ini ditandai oleh maraknya perdagangan anak, perkawinan anak, serta kekerasan terhadap anak dan remaja perempuan, selain tidak dipenuhinya hak remaja perempuan untuk bersekolah. Namun, pada tahun ini juga, tak disangka, muncul perlawanan masif yang digerakkan oleh perempuan.

Ketika Perempuan Tidak Bisa Dibungkam
Monumen untuk memperingati ketiga Mirabal bersaudara (Pinterest)

 

Pada 25 November, bersamaan dengan saat Indonesia memperingati Hari Guru, dunia memperingati hari yang juga tidak kalah penting bagi generasi penerus. Tanggal 25 November adalah hari yang dicanangkan PBB sebagai International Day for the Elimination of Violence against Women atau yang di Indonesia disebut sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

Dengan peristiwa yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia, peringatan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan tahun ini memang sangat relevan. Bagaimana tidak, di saat murid di sekolah-sekolah Indonesia menyanyikan lagu, mengucapkan terima kasih, dan mungkin memberi cendera mata tanda terima kasih kepada gurunya, anak-anak perempuan usia SMP dan seterusnya di Afghanistan kehilangan haknya untuk bersekolah.

 

Kelaparan telah memaksa orang tua untuk menjual anak-anak mereka, terutama anak perempuan yang memang lebih laku.

 

Dengan keruntuhan ekonomi Afghanistan, perdagangan anak dan perkawinan anak perempuan makin marak. Kelaparan telah memaksa orang tua untuk menjual anak-anak mereka, terutama anak perempuan yang memang lebih laku. Orang tua menjual anak perempuan mereka yang berusia tujuh tahun, bahkan empat tahun, dalam ikatan perkawinan agar dapat membeli makanan dan obat-obatan untuk semua anak-anaknya. Anak perempuan tersebut akan hidup berumah tangga saat ia sudah mencapai pubertas dan seterusnya menjadi pelayan di rumah suaminya yang biasanya jauh lebih tua. Bagi anak-anak yang diperdagangkan ke provinsi atau negara lain, mereka rentan mengalami eksploitasi seksual dan sulit diketahui nasibnya.

Kondisi ekonomi keluarga makin mengalami jalan buntu dengan kebijakan rezim Taliban yang menghalangi perempuan untuk bekerja. Anak-anak remaja perempuan berusia sekitar 16 tahun di Afghanistan yang tidak diperbolehkan untuk sekolah lagi akhirnya dinikahkan dengan laki-laki yang jauh lebih tua agar tidak menjadi beban keluarga. Represi kuat dari rezim Taliban membuat protes dan resistensi perempuan terhadap kondisi ini masih berskala kecil.

 

"I am still a kid, put a uniform on my body, not a wedding dress", terjemahan dari tulisan pada sebuah mural di Afghanistan (DW YouTube)

 

Seperti kita ketahui, kekerasan terhadap perempuan terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk perkawinan anak perempuan, perdagangan perempuan, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual, baik yang terjadi di dalam keluarga maupun di wilayah publik. Meski orang tua sendiri yang menjual dan mengawinkan anaknya, kebijakan-kebijakan negara yang mengakibatkan dan membiarkan hal tersebut terjadi adalah kekerasan yang dilakukan negara terhadap warganya, dalam hal ini anak dan remaja dan terutama anak dan remaja perempuan.

Jadi selain individu, negara pun bisa menjadi pelaku kekerasan. Bahkan sejarah Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan bermula dari pembunuhan yang dilakukan sebuah rezim otoriter terhadap tiga perempuan bersaudara.

 

Berdasarkan peristiwa pembunuhan kakak beradik Mirabal, PBB pada 1999 menjadikan 25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

 

Pada 25 November 1960, di Republik Dominika, tiga perempuan kakak beradik Patria Mirabal, Minerva Mirabal, dan María Teresa Mirabal dibunuh secara keji atas perintah presiden saat itu, Rafael Trujillo. Mirabal bersaudara adalah aktivis-aktivis perempuan yang beberapa kali ditahan karena melakukan perlawanan terhadap kekuasaan diktator Rafael Trujillo. Di bawah pemerintahan Trujillo, siapa yang berani menentang akan menghadapi penangkapan, penyiksaan, perkosaan, penghilangan paksa, dan pembunuhan.   

Pembunuhan keji terhadap ketiga perempuan anggota keluarga Mirabal tersebut menyulut kemarahan masyarakat Republik Dominika. Sekitar enam bulan setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, Trujillo dibunuh dan rezim 30 tahunnya tumbang. Berdasarkan peristiwa pembunuhan kakak beradik Mirabal, PBB pada 1999 menjadikan 25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. (Kisah pembunuhan kakak beradik ini pun bisa diketahui lebih lanjut dalam novel In the Time of the Butterflies dan film Hollywood yang dibintangi Salma Hayek.)

 

Monumen tiga bersaudara Mirabal di Republik Dominika (La Mirada Humana)

 

Pembunuhan dan penahanan terhadap perempuan-perempuan yang memprotes rezim otoriter juga sedang terjadi saat ini di Iran. Kematian Mahsa Amini di dalam tahanan "polisi moral" Iran terkait dengan aturan pemakaian hijab telah memicu protes skala nasional terhadap pemerintah yang digerakkan oleh perempuan Iran. Baru-baru ini beredar di media massa testimoni yang mengungkap bahwa para demonstran, perempuan dan laki-laki, yang ditahan di penjara Iran mengalami penyiksaan dan kekerasan seksual.

Badan HAM PBB menyatakan bahwa mereka akan menggelar investigasi terhadap pemerintah Iran atas pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan aksi protes tersebut. Namun, investigasi seperti ini yang biasanya berlangsung bertahun-tahun tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkan, apalagi memberi keadilan bagi para penyintas. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena mereka yang ditahan kebanyakan adalah kaum muda, terutama perempuan muda dan anak perempuan. Mereka yang menjadi generasi penerus Iran akan hidup dalam luka dan trauma akibat kekerasan negara.

 

(Foto: Republika.co.id/AP Photo)

 

Perang dan pergolakan politik di masa lalu menunjukkan bahwa mereka yang melawan rezim otoriter dan para autokrat mengalami kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi rezim untuk menumpas perlawanan dan mempertahankan kekuasaan. Saat ini pun kekerasan seksual menjadi senjata untuk melumpuhkan perempuan ketika laras senapan sudah tidak mempan lagi untuk menakuti dan membungkam perempuan.

 

Sumber:

Artikel

Dawi, Akmal (2022) ‘Afghanistan Poverty Bears More Child Brides.’ VOA. https://www.voanews.com/a/afghanistan-poverty-bears-more-child-brides/6556599.html [Diakses 25 November 2022].

Esposito, Eleonora (2020) ‘What the Mirabal Sisters Taught Us.’ LA MIRADA HUMANA https://institutoculturaysociedad.wordpress.com/2020/11/25/what-the-mirabal-sisters-taught-us/ [Diakses 26 November 2022].

Free Press Journal (2022) International Day for the Elimination of Violence Against Women 2022: History, Theme, Significance. https://www.freepressjournal.in/lifestyle/international-day-for-the-elimination-of-violence-against-women-2022-history-theme-significance [Diakses 25 November 2022].

Guide to the Colonial Zone and Dominican Republic (n.d) The Mirabal Sisters Home Museum. https://www.colonialzone-dr.com/tag/monument-to-the-mirabal-sisters/ [Diakses 26 November 2022].

Pruitt, Sarah (2021) ‘How the Mirabal Sisters Helped Topple a Dictator.’ HISTORY. https://www.history.com/news/mirabal-sisters-trujillo-dictator [Diakses 26 November 2022].

Qiblawi, Tamara, Barbara Arvanitidis, Nima Elbagir, Alex Platt, Artemis Moshtaghian, Gianluca Mezzofiore, Celine Alkhaldi, and Muhammad Jambaz (2022) ‘Iran protests: Covert Testimonies Reveal Sexual Assaults on Male and Female Activists as a Women-Led Uprising Spreads.’ CNN https://edition.cnn.com/interactive/2022/11/middleeast/iran-protests-sexual-assault/index.html. [Diakses 26 November 2022].

UN News (2022) UN Rights Body Launches Iran Human Rights Investigation. https://news.un.org/en/story/2022/11/1131022 [Diakses 26 November 2022].

Video

CNN (2022) CNN Hears Testimony from Women Who Say They Experienced Sexual Violence by Iranian Regime. YouTube. https://youtu.be/Gng7PD-WVXQ [Diakses 26 November 2022].

DW Documentary (2022) Child Trafficking in Afghanistan. YouTube. https://youtu.be/D9pDnFWR2r8 [Diakses 26 November 2022].

DW News (2022) Hopeless Afghan Families Marry Off Their Teenage Girls to Older Men. YouTube. https://youtu.be/T1SZq5BthQo [Diakses 26 November 2022].

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.