Pentingnya Berkomunikasi sebagai Solusi

                             Pentingnya Berkomunikasi sebagai Solusi        

Gambar : rencanamu.id

Indonesia memiliki beragam masyarakat yang terdiri dari berbagai pulau dan suku. Cara komunikasinya pun berbeda-beda setiap individunya. Kemampuan berkomunikasi dengan baik saat ini menjadi menjadi nilai lebih dalam hidup di masyarakat. Tak heran, tiap orang berlomba-lomba untuk bisa mengupdate kemampuan berkomunikasi dengan lebih baik sejak dini. Apalagi modern ini, banyak organisasi maupun instansi yang mencantumkan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai salah satu syarat untuk melamar ditempatnya.

Berkomunikasi yang baik mengandung arti si pembicara mampu memberikan pesan informasi relevan sesuai realita, bukan hoax. Dalam berkomunikasi, pasti ada pesan yang hendak disampaikan oleh si pembicara kepada si pendengar. Agar suatu komunikasi dapat berhasil maka isi pesan haruslah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh si pendengar. Dalam menyampaikan isi pesan tersebut, berkomunikasi tidak hanya menggunakan verbal namun bisa juga tulisan. Terkadang dalam usahanya menyampaikan isi pesan tersebut, si pembicara mengalami kendala atau permasalahan. Akibatnya, isi pesan tidak bisa tersampaikan sebagaimana mestinya. Namun, intinya hampir sama yaitu sebagai proses transfer informasi dan bermasyarakat demi mencapai tujuan yang disepakati bersama. Namun dalam perjalanannya, pasti terjadi namanya rintangan atau konflik.

Konflik merupakan adanya perbedaan paham, sudut pandang, terkait interaksi diantara dua individu maupun kelompok. Seringkali antara individu maupun kelompok terdapat information gap yang menyebabkan hubungan kekerabatan renggang hingga terjadi perpecahan. Apabila ini terjadi, maka tujuan dari utama dalam organisasi maupun instansi yang hendak dicapai tentunya gagal. Karena terhalang adanya konflik sehingga tidak mencapai tujuan bersama.

Banyak orang yang beranggapan konflik di lingkungan sosial wajar terjadi. Menyelesaikan konflik antara intern organsasi atau instansi adalah tugas penting seorang pemimpin. Dalam penyelesaiannya tidak mudah seperti teorinya. Jika tidak mampu kita juga terseret dalam masalah tersebut. Apabila seorang pemimpin tidak bisa menyelesaikan masalah ini maka dianggap pemimpin yang gagal. Stigma masyarakat menilai mengatasi konflik saja tidak bisa dilakukan lalu bagaiman mengatasi masalah pekerjaan lain?

Jika ingin menyelesaikan konflik, kita harus mengetahui apa penyebabnya, jalan tengahnya yaitu dengan berkomunikasi. Banyak konflik yang cepat selesai atau bahkan hingga berlarut-larut. Tergantung dua belah pihak apakah ingin segera menyelesaikan masalah dan tanggung jawab pemimpin yang mengemban tugasnya. Individu atau kelompok yang pernah memiliki konflik biasanya akan memiliki hubungan yang lebih erat, karena konflik umumya terjadi di lingkaran teman, relasi, dan saudara.

Ada beberapa penyebab adanya masalah. Perbedaan latar belakang suku dan budaya, sehingga membentuk karakter yang berbeda-beda yang paling terlihat sebagai penyebabnya. Dalam bersosialisasi setiap orang dibutuhkan penyesuaian, dan saling menghormati.

Pebedaan suku dan budaya menyebabkan beraneka karakter tiap individu di Indonesia. Sehingga dalam menjalani suatu hubungan kekeluargaan, pertemanan, maupun dengan pasangan, setiap orang memiliki sifat dan sikap yang berbeda-beda. Jika tidak sesuai kadang timbul suatu konflik. Contohnya jika mempunyai teman yang berkarakter arogan maka kita harus memahaminya dan harus menerima karakter dari teman kita tersebut.

Lalu bagaimana penyelesaikan konflik dilingkungan kita yang telah terjadi? Ya, harus dengan komunikasi yang baik diantara kedua pihak yang bertikai. Pastikan semua pihak sadar bahwa mereka mempunyai konflik yang harus segera diselesaikan. Dua pihak yang terlibat menyadari mereka telah mempunyai masalah dan perlu menyelesaikan masalahnya. Kadang salah satu pihak merasa ada masalah namun menganggapnya itu masalah yang tidak perlu “diluruskan”. Maka kita harus membantu “menjembataninya” dengan berkomunikasi diantara pihak yang berkonflik. Berikut adalah tahapan komunikasi dalam menyelesaikan konflik.

1. Membuat pihak yang berkonflik mau bersepakat berniat baik. Misalnya apabila ada rencana mendiskusikan masalah berdua, maka kedua pihak tersebut harus bersepakat untuk hadir, berpikir dengan jernih, tidak memotong pembicaraan, tidak memprovokasi, dan tidak saling menyalahkan. Hal-hal ini akan mempermudah membentuk kesepakatan besar selama penyelesaian konflik.
2. Mampu menghormati dan menghargai perasaan setiap pihak penting dilakukan. Salah satu caranya mau mendengarkan ketika orang lain berbicara. Ini poin yang sangat penting, betapa senangnya hati seseorang jika dia berbicara lalu diperhatikan lawan berbicara. Kalau kita sudah tahu apa akar permasalahan berkonflik kita akan lebih mudah mengidentifikasi maksuda dan tujuan mereka. Sehingga menyelesaikan masalah lebih mudah. Sebaiknya dalam kondisi ini diperlukan pihak ketiga sebagai penengah wajib menjadi pendengar yang baik. Manfaat adanya pihak ketiga mengingatkan pihak yang bertikai untuk mendengarkan.
3. Memastikan semua pihak fokus sama masalah bukan pada individu atau kelompok. Sering sekali masalah terjadi karena perasaan sentimen pada individu atau kelompok bukan karena masalahnya. Munculnya sentimen akan memunculkan perasaan yang selalu negatif bagi organisasi atau instansi tersebut. Ini kenapa penting untuk seorang pemimpin dapat berkomunikasi dengan baik untuk mengarahkan fokus pada masalah, bukan inividu saja.
4. Memastikan kesimpulan dan mencari opsi jalan keluar. Buat kesimpulan yang jelas, dan mencari jalan keluarnya. Setiap pihak harus open minded dan solutif dalam mencari opsi jalan keluar. Biasanyam disebut win-win solution (semua pihak diuntungkan). Sampai kesimpulan yang sudah didapat dengan jelas. Supaya masalah cepat selesai dan tidak ada kesalahpahaman dan hubungan kembali menjadi baik seperti semula. Ini mungkin menjadi bagian yang paling sulit dalam sebuah solusi dari konflik. Karena meskipun masalah sudah clear biasanya pihak yang berkonflik menyimpan rasa kesal dalam hati.

Disini pemimpin harus bisa mencairkan suasana dan memastikan bahwa komunikasi bisa berjalan dengan baik. Jangan sampai kerjasama di tim kita ada permusuhan. Sehingga memunculkan beberapa kubu karena perasaan sentimen dalam intern organisasi atau instansi.

Kesimpulannya, Jika terjadi konflik maka berkomunikasilah. Ini akan menghasilkan jalan keluar. Berkomunikasi harus melahirkan niat baik dari dua belah pihak, jika hanya satu pihak tujuannya tidak akan tercapai. Pastikan kedua pihak fokus untuk mencari jalan keluarnya, bukan malah mencari cara untuk kembali menyerang. Hal ini bisa memperlambat penyelesaian konflik, karena lawan akan semakin tersulut emosi. Apabila solusi sudah ada dan disepakati bersama, maka sebaiknya disepakati. Jangan mengingkari kesepakatan sehingga menimbulkan konflik berkepanjangan. Adanya konflik harus dicarikan jalan keluarnya, agar masalah tidak berlurut-larut. Komunikasi membuka jalan penyelesaiannya permasalahan sosial yang ampuh dan semakin mengeratkan tali persaudaraan.

Biodata Penulis

Nama                           : Nindyani Atmojo Hadi

Alamat Domisili          : Perum Graha Mandiri No. 15 Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Surakarta

 No. HP                       : 081235423494