Cerita Sebuah Foto dari Paris

Entah mengapa, foto hitam putih yang memperlihatkan dua perempuan yang sedang duduk dalam sebuah kafe menikmati kopi menjadi sangat menarik bagi saya. Kisah dua perempuan yang sedang duduk di kafe ini merupakan tulisan ketiga dan terakhir dalam rangkaian tulisan akhir pekan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Mari disimak, selamat Hari Perempuan Internasional!

Cerita Sebuah Foto dari Paris

 

Tentunya Anda pernah mendengar ungkapan “every picture tells a story”. Melihat foto lawas yang saya cantumkan pada postingan ini, saya terbayang akan cerita sebuah era. Gaya busananya dengan topi khas serta rambut pendek gaya bob ala flapper memberi petunjuk bahwa foto ini merupakan hasil jepretan tahun 1920–30-an. Dekade tersebut, kalau saya baca, merupakan suatu masa di Amerika dan Eropa di mana terjadi perubahan sosial, ekonomi, teknologi, dan norma-norma yang membawa dampak besar bagi kehidupan perempuan.

Dua perempuan pada foto tua tersebut sedang duduk santai di sebuah kedai kopi, tempat umum yang awalnya dipandang hanya pantas dikunjungi oleh laki-laki. Foto ini pun pernah saya unggah dalam postingan blog saya yang berjudul “Kopi dan Perubahan Sosial”. Melalui penelusuran Ms. Google saya menemukan bahwa dua perempuan ini adalah dua penulis ternama abad 20 asal Amerika. Pada 1920-an mereka masing-masing hijrah ke Paris, kota tempat berlindung para penulis dan seniman progresif masa itu. Foto ini diambil sekitar 1921–22 di Paris oleh Maurice Brange dan diberi judul “Au Café”. Sayang saya tidak menemukan informasi lebih lanjut tentang sang juru potret (jika Anda punya, silakan sampaikan pada komentar pos ini).

 

Foto lain yang kemudian saya temukan

 

Dua perempuan tersebut adalah Solita Solano (kiri) dan Djuna Barnes (kanan). Sebelum pindah ke Paris, mereka merupakan jurnalis berpengalaman yang turut meramaikan komunitas bohemian di Kota New York. Seperti gadis-gadis pada masa itu, mereka menikah pada usia muda, namun baik Solita maupun Djuna tak lama kemudian meninggalkan suami mereka. Setelah itu, Solita yang sudah menulis untuk beberapa publikasi, melanjutkan karirnya di bidang jurnalisme, sementara Djuna bekerja sebagai wartawan dan ilustrator. Ketika hidup di Paris, keduanya menjadi bagian dari lingkaran penulis dan seniman perempuan Left Bank yang menghasilkan karya-karya modernisme.

Perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi setelah Perang Dunia I–yang dibarengi perubahan pesat di bidang teknologi dan transportasi–mengantarkan kesusastraan pada era yang disebut modernisme. Aliran ini meninggalkan kaidah-kaidah tradisional dan mempraktikkan kebebasan berekspresi dan bereksperimen serta penulisan struktur bait yang tidak terikat. Pada 1920–30-an di Paris, baik Solita maupun Djuna giat menulis esai, novel, dan puisi beraliran modernisme.

Solita menjadi penulis dan editor yang makin dikenal ketika salah satu cerita pendeknya diadaptasi sebagai film bisu Amerika, Beyond the Rainbow (1922), sedangkan Djuna menghasilkan karya utamanya yang terkenal, Nightwood, pada 1936. Bersama dengan penulis, intelektual, dan seniman perempuan lainnya–seperti Gertude Stein, Janet Flanner, Natalie Clifford Barney, Thelma Wood, dan Mina Loy–mereka menandai era baru modernisme dengan perspektif perempuan.

Kebebasan dan gaya hidup yang dijalankan penulis dan seniman perempuan tersebut tidak bisa dinikmati oleh semua perempuan masa itu, terutama perempuan miskin, termasuk perempuan nonkulit putih, yang banyak bekerja di pabrik-pabrik. Namun, karya beberapa penulis perempuan masa itu mampu mendobrak tradisi maskulin dan membuka perspektif yang inklusif. Mereka menjadi inspirasi bagi penulis-penulis perempuan generasi selanjutnya.

Solita meninggal pada 1975 di Orgeval, Perancis dan Djuna pada 1982 di New York, AS. Kita dapat mengenang keduanya dari foto mereka di sebuah kafe di Paris. Foto tersebut menjadi ikon sebuah era perubahan yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah kota Paris sebagai rumah bagi para penulis dan seniman pengubah zaman.


Pertama kali diterbitkan di halaman Facebook penulis, Some Thoughts from the Cappuccino Girl (https://www.facebook.com/feministpassion/)

Sumber foto: Pinterest

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.