Makan Daging

Makan Daging
"Tadi siang gue makan daging," saya memberitahu ceweqnya ponakan.
 
"Lah koq tumben? Daging apa?" tanya si ceweq.
 
Tentu heran, karena dia tahu saya vegetarian.
 
"Daging semut. Entah gimana mereka masuk ke toples oatmeal. Ketahuannya setelah diseduh. Pada ngambang-ngambang gitu".
 
"Hahahaha," kami berdua tertawa kompak bersama, sebelum lanjut ngobrolin berbagai hal tak penting.
 
Beberapa jam kemudian, keponakan saya pulang. Berdua saja, kami ngobrol di ruang kerjanya. Pacarnya entah di/ke mana. Keponakan ada juga bercerita tentang makan siangnya yang sepertinya asyik. Saya mengimbuhi dengan cerita makan daging semut.
 
*Nggak lucu, udah basi ceritanya," tiba-tiba terdengar si pacar bersuara dari luar.
 
"Eh gue kan nggak cerita ke elu lagi, tapi ke ponakan gue".
 
"Tetap aja, basi! Itu melulu yang diceritain".
 
Si nona muncul di ruangan kami berada. Dengan raut muka yang nggak enak untuk dilihat. Dih!? Apa pasal nih?
 
“Cari becandaan lain emang nggak bisa?”
 
Tolong!!! Saya bengong dengan O besar. BengOng. Mungkin dia bipolar, atau barangkali sosiopat ya. Ataukah, drama queen belaka? Biarin deh, tokh dia pacarnya ponakan. Bukan pacar saya. Generasi nggak jelas gitu. Ngeki’in. Bikin keki. Ya, saya keki. Huh!!!

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.