Kiat Sukses Melakukan Presentasi

         Membuat presentasi yang menarik dan menyenangkan audiens saja belumlah cukup, melainkan materi yang disajikan haruslah berbobot dan berpenampilan jelas sehingga tujuan presentasi dan atau seminar tercapai dengan efektif dan efisien. Betapa banyak kegiatan tersebut kini diselenggarakan secara daring karena selama lebih kurang dua tahun belakangan ini gara-gara pandemi covid-19 telah membatasi ruang gerak manusia dan semua ini dilakukan demi menjaga keselamatan bersama. Sungguh bersyukur apabila ‘alam’ telah menyediakan kemajuan teknologi yang begitu canggih sehingga kegiatan manusia sebagai makhluk sosial yang tiba-tiba dibatasi tetap bisa berjalan.

            Pembatasan mobilitas dan pergaulan manusia tidak hanya terjadi di tempat kerja, kegiatan sekolah/kampus, tempat ibadah, tempat hiburan sampai tempat makan. Tidak ada kumpul-kumpul lagi, semua dilakukan dari rumah, bekerja dari rumah, sekolah/kuliah dari rumah, ibadah pun dari rumah, belanja via on line, dan sebagainya. Pandemi covid-19 hadir ‘berjilid-jilid’ entah sampai kapan? Kalau dulu manusia bebas, artinya tidak terikat dengan berbagai syarat protokol kesehatan seperti keharusan pakai masker yang menutupi mulut dan hidung, kalau perlu juga memakai pelindung wajah (face shield), kaca mata anti virus, dan lain-lain sekarang tidak lagi.

            Bahkan bagi tenaga kesehatan selama mereka menjalankan tugasnya dilengkapi dengan pakaian seperti ‘dibungkus’ plastik plus penutup kepala dan sarung tangan. Bisa dibayangkan betapa ribet dan panasnya? Namun, pada kesempatan ini penulis tak hendak membahas tentang perlengkapan protokol kesehatan, akan tetapi yang sesungguhnya penulis pikirkan adalah betapa pentingnya gerak mulut untuk dilihat dan diperhatikan, pronunciation atau cara mengucapkan kata misalnya dalam pelajaran bahasa Inggris. Sebagai pendidik kita dituntut untuk berkata-kata jelas, menggunakan kalimat-kalimat yang berarti, mengemas dan menyajikan pembelajaran yang menarik, berbobot, jelas, bagus dan menyenangkan.

            Bagaimana dengan keadaan sekarang semua orang wajib pakai masker?. Untuk itu di bawah ini penulis hendak berbagi kiat sukses dalam melakukan presentasi khususnya yang menggunakan PPt (Power Point). Sebagaimana insan pendidikan tahu bahwa ada ‘rumus’ dalam berkomunikasi, yakni 3V: (1) V – Verbal = 7%; (2) V – Vokal = 38 %; (3) V – Visual = 55%. Termasuk dalam visual adalah gerak bibir seorang presenter atau nara sumber dalam sebuah webinar misalnya, harus jelas terlihat oleh audiens sehingga isi yang dipresentasikan mudah ditangkap/dimengerti.

Praktis Dan Mudah Diingat

            Berikut adalah kiat-kiat membawakan presentasi yang kiranya dapat dipedomani oleh siapa saja yang bertindak/berprofesi sebagai guru/dosen dalam mengajar, pembicara/narasumber dalam acara seminar, memimpin rapat, dan sebagainya. Untuk mudah diingat-ingat, maka lakukan hal-hal berikut:

V – Visiable, artinya bisa dilihat;

I – Importance dan Interest, artinya penting dan menarik;

S – Simple, artinya sederhana;

U – Usefull, artinya berguna;

A – Accurate, artinya akurat, teliti, saksama, cermat dan tepat;

L – Legitimate, artinya sah, legal, valid.

Pembahasannya:

1. Visiable; Dalam membuat PPt tentu harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah terlihat/terbaca oleh audiens, tidak melulu dalam bentuk tulisan, penuh dan kecil-kecil banget, tapi gunakan font dengan ukuran 24, huruf yang jelas (Arial) sehingga tidak ada kesulitan membacanya sekalipun bagi mereka yang duduk di belakang. Slide akan lebih baik diberi gambar dan warna yang eye catching (dengan melihat maka aku ingat – if I see I remember).
2. Importance; Tuliskan yang penting-penting saja supaya lebih menarik (interest) sehingga enak/nyaman dinikmati audiens.
3. Simple; Dengan penyajian yang cukup sederhana namun tidak mengurangi kontennya maka PPt yang disajikan akan mudah dipahami.
4. Usefull: Semua yang dituangkan dalam setiap slide hendaknya yang berguna/bermanfaat atau memiliki bobot keilmuan.
5. Accurate; Tiap-tiap slide hendaknya akurat-faktual-aktual-kontekstual sehingga audiens tidak jenuh dan bahkan tertantang untuk lebih penasaran dan serius mengikutinya.
6. Legitimate; Sebaiknya diakhir paparan dicantumkan sumbernya sehingga keabsahan terjamin dan terpercaya.

Setelah semuanya dituangkan dalam bentuk PPt, kemudian disajikan dengan vokal yang jelas, sikap yang antusias, tidak ‘kaku’ (termasuk dalam hal berdiri dan menggunakan laser; laser pointer adalah salah satu item penting yang digunakan ketika melakukan presentasi). Dengan menggunakan laser pointer Anda dapat menunjuk bagian pada slide dengan lebih mudah. Presentasi akan lebih menarik jika Anda tidak berdiri terpaku di tempat melainkan gunakan gesture tubuh yang luwes, ekspresi wajah yang diulas senyum, bahkan boleh saja diselinggi joke-joke (lelucon) yang sifatnya mendidik dan konstruktif (constructive jokes). Juga perlu diingat durasi waktu presentasi yang harus dimanaj baik-baik.

Sekalipun bawaannya menarik namun penting diingat daya tahan seseorang untuk berkonsentrasi, biasanya berkisar antara dua puluh sampai tiga puluh menit supaya audiens fokus mendengarkannya. Apabila Anda telah melakukan semua yang terbaik, niscaya waktu akan serasa singkat berlangsungnya karena presentasi Anda berbobot/bermutu, bermakna, menarik dan menyenangkan. Tujuan presentasi tercapai secara efektif dan efisien serta tidak mudah dilupakan oleh audiens. Adapun yang penulis kagumi hal presentasi ini adalah seorang yang bernama Steve Jobs.

Pada akhir tulisan ini penulis kutipkan kata-kata Steve Jobs yang memotivasi penulis: “Satu-satunya cara bekerja dengan hebat adalah mencintai yang kamu lakukan”. Nah selamat berjuang dan jadilah pribadi yang OK, selalu siap belajar – belajar dan belajar lagi pasti membuat Anda semakin kompeten dan cemerlang!

Jakarta, 19 Maret 2022

Salam penulis: E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia – tyasyes@gmail.com