Kata Siapa Semua Masalah Dapat Diselesaikan dengan Komunikasi?

Pada hakikatnya, seseorang dapat melakukan komunikasi dengan siapa saja, baik dengan orang yang sudah dikenal ataupun belum. Sebenarnya komunikasi dapat dilakukan dalam keadaan dan situasi apapun. Bahkan saat marah dan dipenuhi emosi, bisa saja tetap berkomunikasi. Akan tetapi ada yang perlu diperhatikan, bahwa berkomunikasi dalam keadaan demikian tidaklah baik. Mengingat, 'Apakah pesan yang diucapkan tersampaikan?' Ya. 'Apakah maksud yang diinginkan tersalurkan?' Ya. Namun, apakah akan menyelesaikan masalah atau malah memunculkan konflik baru? Sepertinya konflik barulah yang akan terjadi.

Maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki cara berkomunikasi, karena komunikasi yang tidak baik hanya akan menambah keributan dan memperpanjang konflik.

Apabila kita melakukan pencarian di search engine tentang 'tips berkomunikasi yang baik', 'tips berkomunikasi dengan orang lain', dan lain sebagainya tentu akan bermunculan banyak artikel dan opini yang akan menjawab keingintahuan pembaca. Namun terlepas dari tips-tips sebelumnya, pada dasarnya berkomunikasi itu membutuhkan seni.

Meminjam salah satu aspek retorik yang diusung Plato, prinsip phatos, yaitu berkomunikasi dengan perasaan atau berkontak secara emosional. Sebagai orang yang sedang berkomunikasi, kita harus bisa menyentuh hati lawan bicara, membelai perasaannya seperti menunjukkan emosi, harapan, dan kasih sayang.

Seni berkomunikasi sebagaimana yang dikatakan Plato telah memenuhi aspek utama komunikasi, yaitu verbal dan non-verbal. Komunikasi seringkali tidak cukup hanya dengan perkataan saja, melainkan juga membutuhkan bahasa tubuh dan sejenisnya. Seperti orang berkomunikasi via telepon atau hanya melalui chat biasanya terjadi salah paham.

Maka dari itu, seni berkomunikasi dinilai penting. Hendaknya kita pandai-pandai melihat situasi dan kondisi lawan bicara, tidak memaksakan kehendak kita kepada lawan bicara untuk langsung memahami apa yang kita inginkan. Terkadang apa yang disampaikan dalam sebuah komunikasi, membutuhkan waktu untuk mencernanya.

Apabila cara berkomunikasi seperti di atas dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, kemungkinan kecil akan terjadi konflik yang berkepanjangan. Selain itu, memiliki energi positif dalam diri juga sangat membantu dalam masalah komunikasi. Kita dapat mengatakan setiap masalah rumit dapat diselesaikan apabila kita menguraikannya dengan komunikasi yang baik. Jadi bukan hanya sekadar komunikasi, akan tetapi harus disertai dengan cara yang baik.

Kita dapat menggunakan kata-kata yang baik dan mendidik apabila berbicara pada anak. Anakku sayang, main handphone-nya nanti lagi ya, sekarang kita main tebak peran, yuk! 

Ketika menegur pasangan bisa memakai panggilan yang disukainya serta pilihan kata yang tidak menyakitkan. Kak, maaf tadi Adek kebawa emosi, lain kali kalau Kakak kurang suka yang Adek lakukan, tolong ingatkan ya!

Mahasiswa kepada dosen pembimbingnya, tentu harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan jika tugas akhirnya ingin segera di-acc. Selamat siang Pak, maaf mengganggu. Apakah tulisan saya sudah bisa diajukan ke fakultas atau masih perlu revisi lagi? Terima kasih sebelumnya.

Sebuah komunikasi anak perantau kepada orang tuanya. Mak, apa kabar? sehat? Adam di sini sehat alhamdulillah, yang kurang sehat dompetnya. Kalau ada rejeki, jangan lupakan Adam di tanah rantau ya, Mak!

Dari semua contoh komunikasi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kalimat lebih baik berkata baik atau diam adalah ungkapan yang sangat tepat. Sebelum berbicara, hendaknya kita mempersiapkan dan memikirkan ulang sebelum benar-benar didengar oleh lawan bicara kita. Apabila ucapan yang akan kita lontarkan hanya akan menyakitkan lawan bicara kita, maka lebih baik tidak perlu disampaikan. Atau mustinya disampaikan dengan cara yang baik. Jadi, apakah cukup semua masalah hanya diselesaikan dengan komunikasi?