Perjalanan 20160 menit dengan B1617

cerita covid hari demi hari dan solusi yang aku pilih

Perjalanan 20160 menit dengan B1617
positif covid


Hari jumat sore, habis sentuh air  tiba tiba tubuh menggigil dan "apakah aku mengalami demam" pikirku curiga dengan perubahan drastis kondisi tubuh.

Dengan tenaga tersisa kulewati jam 9 malam menuju 10km pulang ke rumah. Sampek dirumah langsung merebahkan badan, tapi apa daya respon tubuh tidak selaras dgn pikiran membuat malam ini tak bisa menikmati istirahat apalagi mulai muncul sakit kepala migrain dan kram otot punggung pinggang  yg mulai terasa membuat setiap rebahan tubuh dikasur terasa seperti tidur di batuan keras.

Hari ke 2 tepat jam 5 pagi dengan tenaga tersisa aku mencoba bangun dan buru-buru starter motor untuk pulang kerumah orang tua.. 
"nyapo le awakmu, ko panas?" curiga ortu melihat aku langsung terbaring.

Dari jendela nampak cahaya matahari pagi sudah mulai hangat  dengan tenaga tersisa aku bangun di iringi pikiran  "apakah antrianku kenal dgn mbak corona sudah dipanggil?"  dengan memakai jaket aku putuskan berjemur sambil gerak olahraga ringan  mencari sudut cahaya pagi yang paling hangat. "semoga ini hanya demam biasa" gumamku sambil merubah posisi kaki.

"lek dede boyoke sing dipanasi le udu dasmu" sahut saudara yg tiba-tiba lewat.


Tiba tiba diluar sana terdengar sayup sayup "pak bojone anu mninggal katanya positif covid" 

Aku yg sudah pindah kekamar lagi  tetep cuek  merebahkan badan  sambil tetap menahan rasa demam, yang diiringi sakit kepala dan linu otot yg semakin liar.

"le iki madang sek . gek kono kumur garam TERAPI ASAP MINYAK KAYU PUTIH iki" sahut ortu yang mulai pake masker tebal sambil menyodorkan berbagai macam obat herbal mulai VCO, jamu, minyak kayu putih dll. 

Pagi itu terasa perut kosong tetapi selera makan mulai hilang  sesekali hanya makan buah apel yg bisa kulahap 2biji. akibat kurangnya asupan makan rasa haus kering tenggorokan memaksaku hanya minum air mineral dan air mineral.

Sambil  memakai jaket tebal plus kaos kaki dengan wajah 90% tertutup masker, sore hari aku putuskan utk tes antigen disebuah klinik 15km dr rumah . sampai dilokasi tanpa antri lgs tes Hasilnya sudah kuduga positif. Mendengar itu ya sudah cuek saja tidak kawatir atau ketakutan berusaha realistis kondisi fisikku masih kuat.

"berapa dok totalnya?" tanyaku kepada dokter klinik yang berseragam APD lengkap seperti astronot haha..

"ini tesnya 130rb dan obatnya 50 
rb pak jadi total 180rb" sahut dokter dengan tetap menjaga jarak.

 Sambil kulihat-lihat jumlah obat ada 4biji seharga 50rb, pasti ini bukan obat istimewa "gumamku dalam hati" 

secara umum obat ini terdiri 3 kategori

-vitamin suplemen (prov**)
-pereda panas (parace***)
-pemaksa tidur (ct*)

fungsi ketiganya hanya membantu tubuh melawan virus dengan CARA PAKSA mulai dari vitamin berguna untuk membantu antibody lalu pereda panas untuk membuat tubuh rilek tenang dan pemaksa tidur membuat tubuh untuk bisa istirahat karena memang salah satu teori melawan virus adalah ketika tubuh bisa istirahat nyenyak. Tapi apakah bisa berhasil? tidak ada yang bisa memastikan tergantung level gejala pasien. Karena memang dari dahulu penyakit akibat virus tidak pernah ada obatnya seperti HiV, influenza, malaria dll. Tubuhlah yang mengobati sendiri dengan bantuan asupan nutrisi pasien baik fisik maupun psikis..

Lanjut sampai dirumah saat itu juga langsung chat teman yang kontak erat 5 hari terakir karena gak tau kapan terpapar. Logikaku berdasar proses inkubasi tiba tiba langsung terasa demam tanpa melewati batuk pilek pasti corona ini sudah nempel lebih dari 3-5hr tepat sekitaran hari raya kurban.

Hari ke 3 mulai terasa demam sudah sedikit mereda tapi rasa dingin tetap belum hilang ditambah tusukan linu kram otot punggung  pinggang yg terkadang masih menekan kuat. Hari ini juga mulai tersadar ternyata lidahku sudah terasa pahit. Akhirnya menu makan kuganti jenang bubur full sayur tanpa santan hasilnya? ya sedikit lebih baik bisa habis 3-5 sendok sekali porsi meski setiap makan berasa hambar  ya tetap dipaksa bahkan lauk daging pun tidak terasa gurih manis asin sama sekali. 

Hari 4 gejala lain mulai muncul yaitu sensor penciuman juga ikut berkurang meski begitu masih bisa merasakan bau meski harus dekat hidung. Akhirnya kuseringkan volume terapi KUMUR WUDLU AIR GARAM dan SEDOT UAP PANAS MINYAK KAYU PUTIH, hasilnya ya cukup membantu bisa mengeluarkan beberapa lendir dari hidung.


Hari berlalu masih terus berusaha adaptasi cari menu yang bisa diterima lidah hasilnya hanya buah apel yang bisa kunikmati, Pernah ganti buah naga tetapi rasa pahit kembali meliputi lidah akhirnya ada satu buah favorit lagi yg cukup bisa kunikmati ditengah menurunnya sensor perasa lidah ini yaitu buah pir dan anggur hitam.

Hari ke lima rasa demam mulai  menghilang berganti dengan rasa sesak dada nafas menjadi pendek. lagi lagi semua itu kulawan dengan terapi kumur wudlu garam dan minyak kayu putih,  Meskipun aku sadar sudah terlambat virus sudah masuk ke dalam tubuh. tetapi jalan kebenaran itu banyak dan bukan cuma milik dokter, who, dan pabrik farmasi. 

Dengan semakin banyak lendir keluar hidung paktis masker jarang 
 aku pakai sering hanya gantung di leher karena bedanya sangat terasa mengurangi sejuknya bernafas. Bagiku lendir juga pertanda covid mulai kukalahkan tapi juga tidak semudah itu masih belum 14hr aku lewati.

Praktis di hari ke 4 sampek hari ke 7 secara fisik sudah mulai membaik demam turun rasa linu keju otot mulai berkurang dan rasa SESAK NAFAS dada akhirnya muncul juga yg diiringi gejala Batuk kering dan lendir pilek bercampur riak nanah mulai keluar. Batuk ini juga mulai bikin tidak bisa tidur nyenyak hampir tiap malam.

Fase sesak nafas ringan kulawan dengan berbagai ramuan tradisional mulai dari minum 
 JAHE, BERAS KENCUR, TAPE KETAN dan hasilnya cukup lumayaan daripada resep obat dokter. Ditambah konsumsi VCO 5ml  3x sehari hasilnya cukup membantu meringankan tenggorokan dari gempuran virus.


Hari ke 7 dst secara fisik sudah  membaik hampir 60% rasa ingin bergerak aktivitas fisik mulai muncul  tetapi apa daya tenaga masih 40% setiap pergerakan berdiri 30 menit lgs terasa drop kepala gliyeng dan keseimbangan badan terganggu seakan mau jatuh dan ada satu yg kurang yaitu masih sulit buang air besar hanya keluar diare dan diare. 


Kita kembali ke cerita awal dimana penyitas covid dari mulai merasakan gejala ataupun OTG fase 5-14hr awal pada setiap hembusan nafas, batuk dan bersin akan ikut menyebarkan virus korona keluar dari nafas mulut pasien. Si virus akan berterbangan mencari inang baru terbang bersama angin mencari mangsa baru. Kalo dikamar ya nempel di tembok kursi baju dll kalo diluar ya terbang ikut arah angin. Pada fase penularan ini yang tidak banyak di sadari pasien, karena ya mikir sakit sendiri saja sudah berat urusan batuk menular ya nasib orang yg apes kena virus. jadi yg perlu dilakukan pasien adalah tidak batuk sembarangan. Usahakan diruang tertutup agar virus tidak terbang terbawa angin dan nempel ke orang lain. Isolasi semua mulai sandal gantungan kunci, pegangan pintu, galon air, gelas, sendok, piring sampek kamar mandi yg dipakai.  Karena jejak virus bisa hidup tanpa inang dalam beberapa jam bahkan hari.

Jadi memang istilah isolasi mandiri yg tepat itu ya serumah sendiri tidak  boleh ada orang lain. karena virus bisa terbang terbawa angin dalam rumah. karena pasien tentu jenuh kalo isolasi dikamar selama 14hr. Pasti sesekali ingin keluar entah sekedar jalan berjemur atau ke kamar mandi. Jadi 
solusi paling tepat adalah keluarga serumah wajib mengungsi dan supply logistik makanan di kirim lewat luar. Itulah satunya cara paling aman karena tidak semua desain kamar dan rumah itu punya ventilasi sirkulasi rumah bagus..

Tapi perlu diingat sebelum mengungsi si keluarga pasien wajib tes bebas 100% agar tidak jadi bumerang memular ke tempat lain pengungsian.

Hari ke 10 kulewati kondisi bisa dikatakan sudah sembuh tp tetap stagnan di 70% karena salahku sendiri yg semakin abai tidak lagi minum suplemen atau vitamin penguat tenaga. Pada fase ini selera makan kembali muncul salah satunya adalah telur rebus. telur ini menjadi favorit pengganti nasi yg belum bisa kunikmati. Sehari 3 porsi telur sudah cukup untuk membuatku berani berjalan- jalan dan ber aktifitas ringan

Pada hari selanjutnya baru teringat ramuan anti virus berbahan baku buah pinang kayu manis daun salam dan ..... seketika itu aku langsung pesan ke seseorang dan ternyata hasilnya cukup banyak membantu meredakan mual lambung dan mengurangi sesak nafas. Ditambah dengan tetap KONSUMSI JAHE, BERAS KENCUR HANGAT, TAPE KETAN perlahan hanya dalam tempo 2 hari kondisi langsung membaik hampir 80% dan yg lebih mengembirakan sudah bisa merasakan nikmatnya buang air besar. Rasa perut mual mual juga mulai menghilang membuat selera makan kembali normal.

Akirnya dihari ke 12 selera untuk makan nasi muncul kembali tapi tentu tetap dgn sayur ringan bening berisi berbagai macam sayur brokoli ,kacang , tomat, kentang dll meskipun sensor rasa belum kembali 100% tetapi hampir semua jenis menu bisa kulahap sampai habiss.. 

Hari ke 14 dan seterusnya tinggal tersisa batuk ringan dan riak nanah bangkai virus yg ikut keluar juga rasa sesak nafas pendek masih  tersisa. Namun seiring diikuti nafsu makan yang semakin normal rasa sesak nafas pendek itu tidak begitu mengganggu. Tapi harus diakui kalo dibuat aktifitas sedikit berat terasa sekali nafas gampang ngos ngosan, apakah ini efek serangan virus di paru paru ? hanya tes rotgen yang bisa menjawabnya.

Hari 15 sampai hari 20 bisa dikatakan proses recovery sudah 90%. Tenaga bisa dikatakan sudah pulih 70% karena Nafsu makan juga sudah 95%   sisa 5% kemana ? ternyata baru sadar sensor rasa lidah belum normal 100% sensor rasa di pucuk lidah belum pulih seperti kalo minum kopi yang dominan terasa cuma manisnya, rasa kopinya hilang. tapi secara selera sudah mulai liar pengen makan nyidam berbagai menu kuliner. Secara pengobatan sudah hampir lepas total hanya sesekali kalo ingat ya minum suplemen tapi karena sisa batuk belum hilang total yang masih rutin konsumsi adalah wedang jahe dan kencur yang nyaris setiap malam. 

Kesimpulan meskipun anda mantan  pasien corona (penyitas) atau sudah divaksin 3x tetap ada kemungkinan terinveksi corona kembali. karena corona akan seperti influenza (pilek) yg masih eksis 100th sejak hadir diindonesia tahun 1920. 

are you ready untuk antri ?    

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.