Stupid people on the street

Stupid people on the street

Kejadian ini sedang terjadi sebelum adanya kebijakan fisikal distancing yang di karenakan pandemi.

Waktu itu ketika sedang asyik ritual ngopi sembari menunggu anak anaku pulang sekolah aku segera sadar dan bergegas meninggalkan warung kopi tersebut, karena waktu sudah menunjukan pukul 10 lebih 10 menit, di pagi itu, yang merupakan tanda sudah waktunya anak anaku pulang sekolah, dan memang sedikit terlambat sih, karena anak anaku pulang sekolah pada jam 10 pas dan diriku yang terlalu asyik, larut dalam suasana, sembari menikmati kopi panas dan beberapa bungkus rokok di warung itu. 

Karena tidak sadar tiba tiba waktu menunjukan jam sepuluh lebih,dengan segera ku habiskan kopi hitamku yang tinggal setengah gelas dan bergegas 
Untuk segera beranjak dari tempat nongkrong yang mengasikan itu. 

Dengan kecepatan tinggi motorku keluar melesat dari warung kopi tersebut,bermanufer layaknya pembalap melintasi padatnya lalu lintas di tengah kota. 

Ketika sampai di suatu perempatan, aku terjebak di suatu perempatan yang ketepatan lampu lalu lintas sedang menunjukan warna merah, akhirnya aku menyadari ternyata kecepatan motorku yang melesat menembus padatnya lalu lintas itu tidak ada gunanya. 

Lampu merah di perempatan di kota ini sangat lama, dan sangat buang buang umur,karena bagiku sangat membosankan sekali menunggu warna merah pada lampu di perempatan ini untuk berubah menjadi hijau, sembari menunggu sekian lama, entah kenapa perhatianku tertuju pada jari jempol kiri pengendara motor di sebelaku yang posisinya sedang siap-siap memencet tompol klakson pada motornya. Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang sedang ada di pikiranya,namun pikiranku sudah pasti menebak dia akan membunyikan klakson ketika lampu sudah hijau,padahal ketika ku lihat pengendara motor didepanya posisi kepalanya sedang menengadah ke atas, sudah pasti dia sedang fokus pada nyala lampu untuk menunggu menjadi hijau,seketika itu juga  aku langsung tidak suka dengan sikap orang itu, yang berpotensi mengakibatkan pengendara di depanya kaget dari bunyi klakson yang akan dia bunyikan, karena itu sering sekali terjadi padaku ketika posisiku berada di baris terdepan ketika menunggu lampu berwarna hijau.

Dan benar sekali ketika lampu berwarna hijau, klakson langsung berbunyi dan mengagetkan pengendara motor yang berada di depan orang itu.

walaupun aku tergesa gesa dengan kepentinganku yang menurutku sangat penting waktu itu, yaitu untuk menjemput anak anaku, namun aku tidak akan berbuat hal konyol seperti itu,karena tidak di klakson pun pengendara di depan orang itu akan jalan dengan sendirinya ketika lampu sudah berwarna hijau, karena postur tubuhnya yang menunjukan sedang fokus melihat signal lampu

Namun lain cerita ketika orang yang di depanya sedang mainan hp,atau bergurau dengan temanya, wajarlah untuk membunyikan klakson supaya dia langsung jalan,

Lha ini, belum apa apa sudah berniat untuk nge bel, gak lihat orang di depanya sedang apa, benar benar sikap yang tidak menyenangkan.

Setelah lampu berwarna hijau segera ku plintir gas motorku untuk beranjak dari tempat itu menuju sekolah anak anaku.

Dalam perjalanan, semesta menunjukan ternyata ini orang memang benar benar menyebalkan dalam berkendara, sudah nyodok nyodok sambil membunyikan klakson, motong jalan orang,dan membahayakan pengendara lain. 

Sebelum dia membahayakanku juga,segera ku salip dia dengan harapan untuk menghindari kebodohanya yang berpotensi membahayakan, setelah jauh darinya dan mendekati persimpangan jalan menuju sekolah anaku aku menurunkan kecepatanku dan memasang lampu sein yang mengisyaratkan untuk belok ke kiri.

Setelah ku belokan motorku ke kiri segera ku ganti sein ke kanan yang mengisyaratkan akan menyeberang ke kanan, dan memposisikan jalur motorku ke tengah, sambil menunggu situasi di jalur seberang sepi, Karena posisi sekolahan anaku berada di sebelah kanan dari jalur ku menuju ke sana. 

ketika akan memposisikan motorku ke jalur tengah dengan mengurangi kecepatan, ku dengar ada bunyi klakson bertubi tubi dari belakang, sontak ku lambaikan tangan kananku yang mengisyaratkan untuk belok ke kanan, padahal lampu sein kanan sudah aku pasang dari tadi.

Setelah ku lihat spion, orang yang di belakangku ini menyalip dari kiri dan, ternyata orang bodoh yang tadi. Dengan mata melotot melihatku dan mulut yang sengaja dimajukan yang membuatku semakin ingin mengikat mulutnya dengan karet gelang bekas bungkusan nasi pecel. 

Segera aku hampiri dia dan dengan keras aku hantamkan helm yang ku pakai tepat pada mulutnya yang maju. Tanpa jeda segera ku tambahi dengan bogeman bertubi tubi pada leher sempingya untuk melumpuhkan tenaganya, setelah puas aku menghabisi orang itu sampai tersungkur hampir mati, akhirnya aku menyadari. 

Bahwa situasi tersebut hanya ada di dalam imajinasiku, dan kalaupun itu terjadi, juga tidak menambah nilai saldo di dalam rekeningku bertambah, jadi ku batalkan saja niatku untuk memberi pelajaran kepada orang bodoh tersebut dan membiarkanya tetap menjadi orang bodoh di jalanan sebagai penyeimbang dunia, karena kalo pinter semua, dunia tidak akan berwarna hahahaha

Di samping itu anak anaku sudah menunggu untuk di jemput, karena itulah tujuan utamaku waktu itu.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.