Peran Komunikasi sebagai Kunci dari Terbukanya Toleransi Antarbudaya

peran komunikasi adalah kunci utama dalam lintas budaya sebagai sarana pembuka toleransi yang paling efektif untuk diterapkan hingga saat ini

Peran Komunikasi sebagai Kunci dari Terbukanya Toleransi Antarbudaya
Indahnya Toleransi Antarbudaya

Pada dasarnya kita sebagai manusia sudah hidup berdampingan dengan budaya sejak kecil, kita dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua kita yang sudah memiliki budaya terlebih dahulu dan secara tidak sadar budaya tersebut yang akan kita yakini sebagai salah satu pedoman hidup kita nantinya. Berbicara tentang budaya sendiri, nyatanya di Indonesia pun memiliki beragam etnis ,ras, suku, agama yang dianut oleh masyarakat.  Maka dari itu mengapa negara kita dikenal sebagai negara yang multikultural yang dimana pada setiap daerah memiliki ciri khas atau variasi bahasa yang tidak dimiliki oleh negara lain, meski demikian dengan adanya berbagai macam budaya yang ada terkadang dapat memiliki potensi terjadinya konflik maupun kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang dapat melibatkan budaya satu dengan yang lainnya, bahkan terkadang perselisihan budaya dapat terjadi hanya karena masalah sepele seperti beda pendapat maupun keyakinan.

Hal ini masih cukup sering terjadi di Indonesia, kadang kita dapat saling membenci antar satu sama lain sebab tidak mau menerima atau mengakui keberadaan budaya yang berbeda atau biasa disebut sebagai perilaku rasisme. Seperti kasus yang sering menimpa masyarakat papua dimana para mahasiswa yang merantau sering mendapatkan perilaku yang tidak semestinya dari orang-orang disekitarnya hanya karena mereka berkulit hitam.

Pada tahun 2019 sekelompok mahasiswa papua di Surabaya melakukan aksi unjuk rasa damai agar mendapat keadilan. Nyatanya, hingga pada saat ini tak sedikit orang yang masih bertindak rasis terhadap suku maupun ras yang secara fisik terlihat berbeda dari masyarakat lokal biasanya. Disatu sisi sebenarnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau bahkan kelompok hingga dapat berperilaku demikian, terkadang mereka menganggap bahwa budaya mereka lebih mayoritas dan lebih kuat dari budaya yang lain hingga akan sulit untuk tercapainya pemahaman antarbudaya tersebut. Contoh lainnya yaitu adanya stereotip terhadap kelompok etnis tertentu, adanya pandangan terhadap masyarakat papua yang diberikan julukan “monyet” dan dianggap brutal akhirnya dapat mempengaruhi pola komunikasi antarbudaya sebab orang lain akan fokus terhadap stereotip yang sudah mereka pegang dan yakini secara masing-masing. Hal-hal inilah yang dapat menjadi penghambat ketidakberlangsungannya interaksi antarbudaya dan akhirnya bisa menimbulkan kesalahpahaman terhadap satu sama lain.

Disinilah mengapa toleransi itu sangat dibutuhkan, kita terkadang tidak ingin membuka diri terhadap sesuatu yang baru dikarenakan kita dari dulu sudah terbiasa hidup sebagai masyarakat yang homogen, padahal nyatanya di era sekarang kita dituntut untuk mengikuti adanya perubahan dan mengalami percampuran budaya. Salah satu hal yang dapat meningkatkan toleransi kita adalah mulai menumbuhkan rasa empati dan terbuka terhadap satu sama lain, saling jalin komunikasi adalah cara untuk menghindari adanya perselisihan antar budaya masing-masing. Meskipun disatu sisi adanya perbedaan bahasa bisa menjadi salah satu faktor penghambat keefektifan komunikasi akan tetapi kita dengan cara kita saling memahami satu sama lain, pada akhirnya kita dapat mencari cara bagaimana agar komunikasi bisa tetap berjalan dengan baik tanpa merugikan kedua belah pihak.

Yang pertama adalah kita harus bisa memperhatikan kebiasaan komunikasi mereka, seperti contohnya ketika berhadapan dengan seseorang dari budaya yang berbeda dan ia sangat mengutamakan yang namanya senioritas maka ada baiknya kita membiarkannya untuk berbicara terlebih dahulu dan kita dapat berperan sebagai pendengar yang aktif sebagai bentuk mehargai terhadap mereka.

Yang kedua adalah bagaimana kita dapat memahami kebiasan sifat komunikasi yang secara lisan, sebelum memulai interaksi cobalah untuk menyusun pesan sebaik mungkin tentang atau ungkapan apa yang ingin kita sampaikan, apakah kalimat tersebut dapat diterima oleh komunikan antarbudaya atau tidak. Selanjutnya, bagaimana kita memahami cara untuk menyatakannya, pada dasarnya di beberapa budaya biasanya memiliki pemahaman dimana masyarakatnya menyampaikan pesan dengan ungkapan secara langsung maupun tidak langsung. Kita harus dapat memperhatikan jika berkomunikasi dengan orang Makassar, Batak, maupun medan yang dikenal sebagai keterusterangan mereka kita dapat langsung mengungkapkan isi dari inti pesan yang ingin kita sampaikan.

Yang ketiga adalah dapat memanfaatkan umpan balik ketika berkomunikasi sebab ketika kita dapat membalas secara tegas, dinamis dan responsif maka akan memenuhi jawaban dari maksud pesan yang diberikan. Dengan itu, kita akan dapat membangun hubungan yang baik antar budaya satu sama lain. Maka dari itu, mengapa peran komunikasi menjadi kunci utama dalam lintas budaya sebagai sarana pembuka toleransi yang paling efektif untuk diterapkan.

 

 

Sources:

https://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/view/2415

https://kumparan.com/yayan-hidayat/mengakhiri-rasisme-di-indonesia-1riq4wDy5np/full


 

 



 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.